Ulasan Buku Anak : Fold -Out / Pop-out Books with Play Pieces

Jenar sangat suka buku. Tiap kali ke Mall, kami selalu mampir ke toko buku, Jenar langsung cari2 buku yang sudah dibuka plastiknya - duduk di lantai - minta dibacain. Favoritnya adalah buku yang interaktif. Misalnya buku berjendela (lift the flaps) atau bertuas (twist/turn/pull tabs). Salah satu koleksi bukunya yang saya sangat suka, yaitu buku dengan bagian fold-out/pop-out yang bisa dimainkan dengan karakter2 dari kertas untuk bermain peran. Bingung yah, saya juga bingung menuliskannya haha.. Judul bukunya School House dari Priddy Books.  Gambarnya seperti ini..

Ruang kelas, warna hijau

Ruang seni, warna biru muda

Ruang makan, warna putih

Sampul depan

Saya dapat buku ini di Big Bad Wolf Event beberapa bulan lalu Titip sama teman, saya sendiri gak kesana :(. Memang niat titip buku ini setelah browse dari webnya BBW, tertarik, lalu lihat buku ini di Kinokuniya dengan harga yang hampir 3x lipat. Oke, saya harus titip!

Seperti terlihat di foto, setelah dibuka, buku ini membentuk sekolah dengan ruang kelas, ruang makan, ruang seni dan arena bermain di luar. Karakter2nya ada guru kucing dan burung hantu, dan murid2nya seperti kepik, kucing kecil, burung biru dan ulat haha. Lucu banget, mengingatkan masa2 saat saya main boneka kertas bongkar pasang yang beli di abang2 di pinggir jalan saat SD, hihihi.

Selain buku ini, Jenar juga punya buku lain yang serupa tapi lebih sederhana, temanya supermarket dan dokter hewan. Judulnya Happy Street : Vet dan Happy Street : Supermarket dari Egmont UK Limited.

Sampul depan. Kalau dijejerkan seperti jalanan dengan berbagai toko. Lucu!

Bagian dalam pop-out dan play-piecesnya

Seri lainnya masih banyak. Bikin sebel. Hehe..

 Senang sekali melihat Jenar bermain peran dengan buku semacam ini. Membuat kisah2nya sendiri dan bicara dengan karakter2nya. Walau 2-3 hari kemudian sudah disimpan rapi di rak buku. Tapi, kalau ketemu buku ini dengan seri yang lain, saya (dan bapaknya juga) masih pengen beliin. Oke, kayanya memang kami yang lebih semangat untuk buku ini dibanding Jenar (pengakuan) :).